Address
Jl. Mujahidin 2, Parigi Baru, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15228

Work Hours
Monday to Friday: 08.00 - 17.00
Weekend: 10.00 - 16.00

JADILAH HAMBA ALLAH, JANGAN MENJADI HAMBA RAMADHAN

Suheri Mukti*

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, bulan yang sangat dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan ini tidak hanya berisi kewajiban berpuasa, tetapi juga kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai ibadah lainnya seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir. Namun, terkadang dalam semangat menyambut bulan suci ini, kita lupa akan esensi dari ibadah yang sesungguhnya. Kita bisa terjebak dalam rutinitas dan hanya menjadi “hamba Ramadhan” yang sibuk beribadah karena tuntutan bulan tersebut, bukan karena kecintaan yang tulus kepada Allah SWT.

 

Hamba Ramadhan vs. Hamba Allah

Menjadi “hamba Ramadhan” berarti kita hanya beribadah ketika Ramadhan tiba, menjalankan kewajiban-kewajiban agama secara mekanis dan rutin hanya di bulan ini. Ketika bulan Ramadhan berlalu, semangat kita untuk beribadah pun mulai memudar. Shalat yang khusyuk, membaca Al-Qur’an, dan beramal menjadi hal yang jarang dilakukan di luar bulan suci ini. Padahal, sesungguhnya menjadi hamba Allah SWT berarti kita selalu beribadah dan berusaha mendekatkan diri kepada-Nya tidak hanya saat Ramadhan, tetapi sepanjang tahun.

 

Ibn Qayyim dalam bukunya Madarij al-Salikin menyoroti bahwa banyak orang yang menjadikan Ramadhan sebagai waktu yang penuh ibadah, namun setelah Ramadhan, mereka kembali pada kelalaian dan kesibukan duniawi, meninggalkan amalan yang telah mereka lakukan selama bulan tersebut. Ibn Qayyim mengingatkan bahwa seorang Muslim sejati seharusnya memiliki semangat beribadah yang tidak terbatas pada bulan tertentu, melainkan berkelanjutan. Menurut Ibn Qayyim, ibadah dalam Ramadhan harus menjadi motivasi dan dorongan untuk meningkatkan kualitas ibadah sepanjang hidup.

 

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menjadikan ibadah sebagai bagian dari hidup kita, bukan hanya sebagai kewajiban musiman. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ  ٥٦

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.” (Q.S. Adh-Dhariyat: 56)

 

 

Ayat ini mengingatkan kita bahwa tujuan hidup kita adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah, bukan hanya pada saat-saat tertentu atau hanya di bulan Ramadhan. Ibadah seharusnya menjadi jalan hidup yang konsisten, bukan hanya terhenti pada satu titik waktu.

 

Definisi hamba Allah

Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulum al-Din menjelaskan bahwa seorang hamba Allah adalah seseorang yang tidak hanya menyembah Allah dengan melakukan ritual-ritual ibadah, tetapi juga menjadikan setiap aspek kehidupannya sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya. Bagi Al-Ghazali, menjadi hamba Allah berarti menjaga kesucian hati dan niat dalam setiap tindakan. Bahkan dalam urusan duniawi sekalipun, seorang hamba Allah harus berusaha untuk menjadikan segala amalannya sebagai ibadah yang mendekatkan dirinya kepada Allah.

 

Ibn Qayyim Al-Jawziyya dalam bukunya Madarij al-Salikin memberikan penjelasan bahwa hamba Allah adalah orang yang mengutamakan kecintaan dan ketundukan kepada Allah lebih dari segalanya. Seorang hamba yang sejati akan selalu berusaha untuk memenuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, karena ia merasa bahwa hidupnya hanya untuk Allah semata. Ibn Qayyim juga menekankan bahwa seorang hamba Allah harus memiliki kesabaran, keikhlasan, dan kesungguhan dalam menjalani kehidupan.

 

Menjadi Hamba Allah yang Sejati

Untuk menjadi hamba Allah yang sejati, kita perlu memupuk niat dan tekad yang kuat untuk selalu beribadah dengan ikhlas dan konsisten. Ramadhan memang menjadi bulan yang penuh rahmat, tetapi bukan berarti ibadah kita hanya terbatas pada bulan ini saja. Setelah Ramadhan, kita tetap harus melanjutkan kebaikan yang telah kita bangun. Berikut adalah beberapa cara untuk tetap menjadi hamba Allah sepanjang tahun:

 

  1. Konsisten dalam Shalat

Shalat adalah tiang agama. Tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat, apalagi setelah Ramadhan. Memperbaiki kualitas shalat dan melakukannya dengan khusyuk setiap waktu adalah salah satu cara terbaik untuk terus mendekatkan diri kepada Allah.

  1. Baca Al-Qur’an Setiap Hari

Selama Ramadhan, kita terbiasa membaca Al-Qur’an dengan lebih intens. Setelah Ramadhan, usahakan untuk tetap melanjutkan kebiasaan ini. Tak perlu membaca dalam jumlah banyak, yang penting adalah konsistensi dan pemahaman.

  1. Beramal dan Berbuat Baik

Ramadhan mengajarkan kita untuk peduli kepada sesama melalui sedekah dan berbagai bentuk kebaikan. Kita harus terus melanjutkan amalan-amalan ini setelah Ramadhan berakhir, karena Allah SWT sangat mencintai orang yang berbuat baik.

  1. Menghindari Dosa dan Maksiat

Di bulan Ramadhan, kita berusaha untuk menjauhi dosa, baik dosa besar maupun kecil. Begitu pula setelah Ramadhan, kita perlu menjaga diri dari perbuatan yang menodai kesucian hati dan jiwa kita, serta selalu bertobat dan memperbaiki diri.

  1. Meningkatkan Ilmu Agama

Ramadhan memberi kita kesempatan untuk belajar dan memahami agama lebih dalam. Jangan biarkan semangat itu hilang begitu saja setelah bulan suci berakhir. Teruslah belajar dan menggali pengetahuan agama agar hidup kita semakin terarah dan diberkahi oleh Allah.

 

Menjadi hamba Allah adalah sebuah perjalanan yang tidak terbatas pada satu bulan saja. Ramadhan memang merupakan momentum yang sangat baik untuk memperbaiki diri, tetapi kita harus ingat bahwa ibadah kepada Allah harus dilakukan setiap saat dan sepanjang hidup. Jangan sampai kita menjadi hamba Ramadhan, yang hanya beribadah di bulan suci dan lupa melanjutkan amal ibadah di luar bulan tersebut. Mari kita jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, dan menjadikan ibadah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita dapat meraih kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

 

*Suheri Mukti, Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan Islam STAI Al Amanah Al-Gontory

Editor: Singgih Aji Purnomo

amanahgontory.ac.id
amanahgontory.ac.id
Articles: 15

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Assalamualaikum,
Saya Ahmad Dzikri Jalaludin Siap Memandu Anda